Gunung Sinabung (bahasa Karo: Deleng Sinabung) adalah gunung api di Dataran Tinggi Karo, Kabupaten Karo, Sumatera Utara, Indonesia. Sinabung bersama Gunung Sibayak di dekatnya adalah dua gunung berapi aktif di Sumatera Utara dan menjadi puncak tertinggi ke 2 di provinsi itu. Ketinggian gunung ini adalah 2.451 meter.
Gunung ini tidak pernah tercatat meletus sejak tahun 1600, tetapi mendadak aktif kembali dengan meletus pada tahun 2010. Letusan terakhir gunung ini terjadi sejak September 2013 dan berlangsung hingga kini.
Gunung Sinabung yang terletak di Sumatera Utara kembali bergolak. Sabtu (21/5/2016) pukul 16.48, gunung itu kembali memuntahkan lahar panas. Akibatnya, berdasar data sementara yang dirilis Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karo, Sumatera Utara, awan panas itu menyebabkan 6 orang tewas dan 3 orang kritis.
Keenam korban tewas itu yakni Karman Milala (60), Irwansyah Sembiring (17), Nantin Br. Sitepu (54), Leo Perangin-angin, Ngulik Ginting, dan Ersada Ginting (55). Sedangkan korban luka adalah Brahim Sembiring (57), Cahaya Sembiring (75), dan Cahaya br Tarigan (45). "Semua korban adalah warga Desa Gamber, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo yang berada di zona merah saat Gunung Sinabung meletus," demikian pernyataan resmi BPBD Sumatera Utara seperti dikutip BBC Indonesia. Desa Gamber berada pada radius 4 km di sisi tenggara dari puncak kawah Gunung Sinabung yang dinyatakan sebagai daerah berbahaya atau zona merah.
Berdasarkan rekomendasi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), warga dilarang beraktivitas karena berbahaya dari ancaman awan panas, lava pijar, lapilli, abu pekat, dan material lain dari erupsi. Sayangnya, warga tak menghiraukan rekomendasi itu. Karena alasan ekonomi, mereka tetap nekat berladang. Hingga saat ini, menurut Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho, tim SAR gabungan dari TNI, Polri, Basarnas, BPBD, PMI, relawan, dan masyarakat terus melakukan pencarian korban. Tim, kata dia, menyisir rumah dan kebun masyarakat. Menurut Sutopo, hingga saat ini aktivitas vulkanik Sinabung masih tinggi. "Awan panas ini merupakan campuran material berukuran debu hingga blok bersuhu lebih dari 700 derajat Celsius yang meluncur dengan kecepatan bisa di atas 100 kilometer per jam," kata Sutopo.
Keenam korban tewas itu yakni Karman Milala (60), Irwansyah Sembiring (17), Nantin Br. Sitepu (54), Leo Perangin-angin, Ngulik Ginting, dan Ersada Ginting (55). Sedangkan korban luka adalah Brahim Sembiring (57), Cahaya Sembiring (75), dan Cahaya br Tarigan (45). "Semua korban adalah warga Desa Gamber, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo yang berada di zona merah saat Gunung Sinabung meletus," demikian pernyataan resmi BPBD Sumatera Utara seperti dikutip BBC Indonesia. Desa Gamber berada pada radius 4 km di sisi tenggara dari puncak kawah Gunung Sinabung yang dinyatakan sebagai daerah berbahaya atau zona merah.
Berdasarkan rekomendasi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), warga dilarang beraktivitas karena berbahaya dari ancaman awan panas, lava pijar, lapilli, abu pekat, dan material lain dari erupsi. Sayangnya, warga tak menghiraukan rekomendasi itu. Karena alasan ekonomi, mereka tetap nekat berladang. Hingga saat ini, menurut Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho, tim SAR gabungan dari TNI, Polri, Basarnas, BPBD, PMI, relawan, dan masyarakat terus melakukan pencarian korban. Tim, kata dia, menyisir rumah dan kebun masyarakat. Menurut Sutopo, hingga saat ini aktivitas vulkanik Sinabung masih tinggi. "Awan panas ini merupakan campuran material berukuran debu hingga blok bersuhu lebih dari 700 derajat Celsius yang meluncur dengan kecepatan bisa di atas 100 kilometer per jam," kata Sutopo.
EmoticonEmoticon